Pengikut

Selasa, 16 November 2010

Aksi Demonstrasi Mahasiswa di Makassar Menentang Kedatangan Presiden

Komentar: Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Makasar di tentang oleh mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) satu hari sebelum kedatangan Presiden.. Aksi demonstrasi mahasiswa di Makassar itu berujung pada lempar batu dengan polisi. Mereka menyampaikan tuntutan, salah satunya, menolak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Makassar dalam rangka rakor Gubernur se-Indonesia.

Namun, mahasiswa tak sekedar menyampaikan tuntutan. Mereka juga memblokir jalan, membakar ban bekas, bahkan menyandera mobil tanki Pertamina. Melihat demonstrasi yang mengganggu ketertiban umum, polisi pun datang. Namun, jumlah aparat tak sebanding dengan jumlah mahasiswa. Mereka hanya 30 orang, sedangkan para demonstran 200 orang polisi mencoba melakukan negosiasi dengan pihak mahasiswa agar mereka membuka blokade jalan. Namun negoisasi itu buntu, sehingga bentrokan antara demonstran dengan polisi terjadi.

Pasukan anti huru hara lantas balas melempar ke arah mahasiswa. Sesekali terdengar tembakan peringatan. Itupun, tak dihiraukan mahasiswa. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Beberapa orang hanya terlihat luka memar. Polisi menangkap salah satu mahasiswa yang diduga terlibat.

Menurut saya, aksi mahasiswa di atas sungguh sangat memalukan nama baik universitas yang bersangkutan, mungkin kerusuhan tersebut seharusnya tidak perlu terjadi karena seorang mahasiswa tidak pantas berperilaku seperti itu, karena mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa. Jadi seharusnya mereka tidak mengambil sikap seperti itu karena akan merugikan orang lain khususnya diri mereka sendiri, bayangkan apabila terjadi sesuatu kepada mereka saat melakukan aksi demonstrasi. Orangtua merekalah yang akan menanggung akibat dari ulah anak – anaknya yang diharapkan setelah lulus kuliah menjadi orang yang sukses sebagai penerus bangsa. Oleh karena itu mulai sekarang janganlah menggunakan kekerasan untuk memecahkan suatu masalah gunakanlah akal sehat agar kita dapat memikirkan akibat yang akan timbul setelah apa yang sudah kita lakukan.

Sumber: http://nasional.vivanews.com

Minggu, 07 November 2010

Aku Dua Tahun yang Akan Datang

Aku bernama Rani Lestari yang akrab dipanggil Rani. Usiaku kini menginjak 20 tahun, bisa dikatakan sudah menginjak usia yang cukup dewasa untuk masa depan, akan menjadi siapakah aku didua tahun yang akan datang? Orang sukses kah? Atau hanya menjadi Sarjana yang tidak punya pekerjaan hanya memiliki gelar di belakang nama, tetapi apalah arti sebuah gelar kalau kita tidak mau berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Sulit memang berjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi mengapa tidak dicoba sejak dini. Memang untuk mendapatkan segala sesuatu butuh pengorbanan yang besar, seperti apa yang aku lakukan saat ini hidup jauh dari orangtua bukan hanya sebulan atau dua bulan tetapi sampai empat tahun lamanya.
Awalnya memang cukup berat untuk hidup jauh dari kedua orangtuaku, tapi dengan berjalannya waktu aku kini mulai terbiasa hidup jauh dari mereka. Sempat terfikir olehku untuk pindah perguruan tinggi yang letaknya dekat dengan rumah kedua orangtuaku agar aku dapat hidup berdekatan dengan mereka lagi, tetapi orang – orang terdekatku menasehatiku agar mengurungkan niat itu. Sejak itu aku berusaha untuk menahan diri untuk terus kuliah di sini walaupun harus tinggal jauh dari orangtuaku dan terkadang tidak bertemu sampai berbulan – bulan. Kalau rasa rindu mulai mendera aku hanya bisa menitikan air mata karena rindu berkumpul dengan keluarga, rindu masakan ibu, walaupun di sini aku tidak hidup kekurangan dan keluarga di sini juga baik denganku tetapi tetap saja aku masih merasa lebih bahagia hidup satu atap dengan orangtuaku sendiri.
Support dari orang – orang terdekatlah yang membuatku bertahan di sini, dan memiliki tekad aku harus lulus tepat waktu dan memiliki gelar yang tidak hanya menjadi pajangan di belakang namaku tetapi bisa bermanfaat buat orang lain dan khususnya buat diriku pribadi. Aku tidak ingin menjadi Sarjana yang tidak memiliki pekerjaan, aku harus berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang aku inginkan dengan berbekal hardskill dan softskill yang ada di dalam diriku yang telah aku dapatkan sejak aku sekolah di Taman Kanak – kanak sampai di Perguruan Tinggi. Aku mempunyai cita – cita ingin menjadi PNS (pegawai negeri sipil) karena menurutku kalau seorang wanita menjadi PNS tidak mempunyai beban yang terlalu besar, apa lagi kalau sudah menikah dan menjadi ibu pasti kerepotan semakin bertambah. Keseimbangan dalam mengurus pekerjaan dan rumah tangga itu bukan hal yang mudah (menurut orang yang sudah menikah) untuk mensiasati hal tersebut oleh karena itu aku ingin menjadi seorang PNS, karena menajdi PNS waktu kerja tidak terlalu diporsir masuk kerja tidak terlalu pagi sore hari sudah bisa pulang ke rumah.
Aku tidak ingin berhenti bekerja setelah menikah, aku ingin menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga yang sukses, pekerjaan dan urusan rumah tangga bisa berjalan dengan seimbang. Demikianlah sekelumit ungkapan dari isi hatiku yang bisa aku paparkan di sini.